Minggu, 27 Mei 2012

AKU ADALAH MUARA



Kala dini hari mulai menyapa, meluruhkan ceria di manik-manik matamu yang pilu dan meragu. Ahh…. Kekasih hatiku, setiap dini hari kuselalu menunggumu…. Menunggumu membalas sapaku sekedar untuk melepas dahaga kerinduanku. Kuingin mendengarkan merdunya suaramu, namun kutakut, kutak mampu menjaga nistaku.


Kekasihku…. Kuterus akan menunggu kala ruang dan waktu kita yang berbeda. Di kala kuberada dalam keheningan awal pagi, di kala itu pula engkau berada pada gemerlapnya menjelang dini.

Kekasihku…. Dalam kotak kerinduan ini, kuselalu lapisi  dengan kertas kesabaran. Walau terkadang muncul keraguanku atasmu namun kuingin mempercayai bahwa ini nyata dan bukan maya.

Ijinkanlah aku untuk terus menunggumu dan menjaga hati ini. Ijinkanlah aku menjadi samudera, dunia tempatku menyapa alam semesta, memeluk topan dan murkanya. Di atasku, milyaran bintang berkelip tenang kala malam. Setiap kilau cahayanya memantulkan kerinduanku padamu.

Kutahu, engkau masih di hulu sana. Masih ada persimpangan sungai yang belum tahu entah kemana engkau akan mengalir. Kuhanya sebuah muara. Di atasku, di huluku, engkau berada, kuhanya berharap dan berdo’a agar engkau condong dan mengalir menuju muaraku. Kuhanya menggantung asa dan mimpi agar engkau mengakhiri perjalananmu di muaraku.

Kekasihku… saat ini…. Kubegitu merindukanmu….!!!!

Tidak ada komentar: