Bismillahirrahmanirrahiim
Sayangku…!!!
Mungkin kamu bertanya di hatimu… mengapa kumemilihmu?
Kumemilihmu
bukan karena kecantikanmu, sebab aku saja belum pernah melihat wajahmu.
Kumemilihmu
bukan karena kekayaanmu, sebab aku sendiri tidak tahu latar belakangmu.
Kumemilihmu
karena Allah yang menuntunku padamu. Allah yang telah membisikkan di hati untuk
mencoba mengenalmu. Sebab kutelah bermunajat pada-Nya agar memberikanku seorang
wanita yang terbaik untukku di mata Allah. Maaf…. Sama sekali ku tak menyebut
namamu dalam do’aku sebab kutak mau mendahului kehendak-Nya. Kemudian, kuikuti
jawaban-Nya melalui tanda-tanda-Nya. Melalui kemudahan-kemudahan yang
diberikan-Nya. Melalui jalan-jalan yang halal bagi-Nya. Maka itu, aku tak tahu
mengapa kumemilihmu selain karena aku mengikuti alur tanda-tanda-Nya dari hasil
do’aku.
Sayangku…!!!
Mungkin kamu bertanya di hatimu…. Apa yang kumau peroleh darimu jika kamu
menjadi istriku nanti? Inilah jawabku sayangku…!!!
Aku
nggak meminta kebahagiaan darimu, sebab belum tentu kamu bisa berbahagia
bersamaku.
Aku
nggak meminta anak darimu, sebab kamu bukanlah Sang Maha Pencipta.
Aku
nggak meminta kamu berbakti kepadaku, sebab belum tentu aku bisa menjadi imam
yang baik bagimu.
Aku
nggak meminta kamu bekerja untuk membantuku mencari nafkah, sebab aku masih
mampu bekerja.
Yang
kumau adalah setiap kali aku pergi kerja, kamu melepasku dengan senyumanmu dan
mendo’akan diriku, kamu cium tanganku dan kukecup keningmu agar lapang dadaku
menghadapi ganasnya dunia kerja.
Yang
kumau adalah setiap waktunya makan siang, kamu mengirim SMS untukku dan
mengingatkanku untuk makan siang, sebab aku sering lalai untuk menjaga
kesehatanku.
Yang
kumau adalah setiap kali aku pulang kerja, kamu menyambutku di depan pintu
rumah kita, kamu tersenyum dan mencium tanganku, dan kumencium keningmu serta
kubisikkan di telingamu “Mas kangeeeen padamu sayangku…!!!”.
Yang
kumau darimu adalah setelah kumandi, kamu menyediakan pakaian ganti untukku
yang layak sehingga orang akan tahu bahwa kamu merawatku.
Yang
kumau darimu adalah begitu maghrib, isya, dan shubuh tiba, kumau kamu menjadi
jama’ahku dan aku imam bagi shalatmu.
Yang
kumau darimu, begitu selesai shalat maghrib, kita mengaji bersama. Kita membaca
buku Islam yang kaya ilmu dan kita bisa berdiskusi tentang itu bersama. Dan
juga kuingin belajar bahasa Al-Qur’an darimu agar aku tak perlu lagi membaca
terjemahannya agar dapat memahami isinya.
Yang
kumau setelah kita shalat ‘Isya berjama’ah maka kuakan mencium keningmu dan
kamu mencium tanganku sambil kita mengucapkan permintaan maaf yang barangkali
ada kesalahan masing-masing kita dalam satu hari itu yang kita lalui.
Yang
kumau saat makan malam tiba, kita makan bersama karena dengan kebersamaan kita
akan menyatukan aura kita sehingga hati akan menyatu menggapai ridho-Nya.
Kutak
memintamu memasak masakan yang lezat, yang kumau hanyalah masaklah makanan
untuk kita makan dengan senyum dan jangan lupa selalulah mulai dengan Bismillahirrahmanirrahiim.
Yang
kumau begitu aku lagi galau maka kuingin kamu mendengarku, menanggapi
pembicaraanku dan memotivasiku sehingga ku akan semakin kokoh dalam memimpin
kerajaan kecil kita.
(Berlanjut
pada Bagian 2)
Bismillahirrahmanirrahiim
SAYANGKU…
INILAH MAUKU DARI MU JIKA KAMU JADI ISTRIKU…!!! (Bagian 2)
Yang
kumau ketika menjelang tidurmu, kita saling mengingatkan untuk berwudhu dan
saling mendo’akan dan kutunggu dirimu hingga kamu terlelap dalam tidurmu, dan
setelah itu akupun mulai tidur.
Yang
kumau, ketika dini hari telah lewat dan kubangunkan dirimu untuk shalat malam,
maka kamu bergegas untuk melaksanakannya. Sebab dengan itu hati kita akan tetap
lembut karena ingat pada-Nya.
Yang
kumau darimu jika kamu bekerja bukanlah untuk mengejar harta atau jabatan,
melainkan untuk beribadah di jalan Allah. Sebab etos kerjaku berlandaskan
prinsip bekerja adalah ibadah. Bekerja adalah melayani. Dan bekerja adalah
manifestasi rasa syukur karena diberi nikmat oleh Allah dengan ilmu dan tenaga
yang kita miliki.
Yang
kumau darimu kala kuberada di rumah bahwa kamu bersolek secantik yang kamu bisa
hanya untukku. Belilah pakaian, perhiasan, dan kosmetika dari uang yang
kuberikan yang dapat membuatmu indah namun hanya untukku. Sebab kumemilikimu
bukan untuk berbagi keindahan dengan orang lain.
Yang
kumau darimu kala kutak berada di rumah ialah kamu tidak keluar rumah untuk
menggossip. Hubungilah aku kemanapun kamu mau pergi agar kutahu keberadaanmu,
agar kamu terhindar dari laknat Allah karena pergi tanpa ijin suami, agar kamu
selalu mendapatkan ridhoku sebagai suamimu.
Yang
kumau darimu adalah menghindarkan diri dari menggossipin orang lain, sebab itu
tidak baik. Juga, kurangilah dan sebisa mungkin hindarilah hal-hal yang dapat
menjadikanmu sebagai bahan gosipan tetangga. Perkecillah potensi kita menjadi
cobaan bagi orang lain.
Yang
kumau darimu adalah mengajari ngaji membaca Al-Qur’an dan tata laksana syari’ah
Islam kepada anak-anak kita, anak-anak tetangga, dan anak-anak yang membutuhkan
bimbinganmu. Sebab ilmu yang termulia untuk diajarkan adalah ilmu Agama.
Jadikanlah itu sebagai tabunganmu di akhiratmu kelak dan tentu dengan ridhoku
sebagai suamimu.
Yang
terakhir dan yang utama yang kumau darimu adalah bila waktuku tiba untukku
pulang kepada Allah, maka bantulah aku mengucapkan kalimat tauhid. Selalulah
disampingku dan bimbinglah aku mengucapkan kata terakhirku dengan kalimat
LAILLAHAILLALLAH. Karena kutahu, saat itu tiba, raja diraja dari setan akan
mendatangiku dan membuatku menjadi cinta pada dunia. Sehingga kutak mampu
mengucapkan kalimat itu, maka merugilah aku. Tujuan kita hidup ini agar diujung
usia maka kita mampu mengulang ikrar sejatinya kita yaitu kalimat
LAILLAHAILLALLAH.
Setelah
kupergi… janganlah kau meratapiku… lepaslah aku dengan senyummu. Dan aku akan
mengucapkan terima kasihku karena aku telah kau bimbing untuk pulang. Jangan
kamu hiasi kuburku dengan granit kemewahan. Cukuplah nisan yang bertandakan
namaku sehingga yang masih hidup tahu kalau jasadku hancur disitu.
Kalau
ada pria lain sepeninggalku yang ingin mengkhitbahmu, maka terimalah sebab itu
ladang pahala bagimu dan menghindari dirimu dari fitnah dunia yang kejam.
Jangan kau pikirkan diriku sebab kusibuk dengan alamku yang baru. Mudah-mudahan
kita bertemu di tempat yang indah di sisi Allah.
Inilah
sekelumit pintaku, mungkin masih banyak lagi yang tidak dapat kutuliskan di
sini. Namun permintaan utamaku itulah yang paling kukejar darimu. Yaitu,
membantuku untuk pulang ke kampung akhiratku.
Ini
semua bukanlah syarat bagimu untuk menjadi
istriku. Ini semua hanyalah ungkapan asaku dan kita semua mengharapkan agar
kita mampu meraih ridho Allah SWT.
Terima
kasih sayangku karena telah mau membaca mauku ini. Kutak tahu apa sebutan yang
pantas untuk ini semua, barangkali ungkapan yang tepat adalah “Kumengejarmu
agar kumendapatkan ketenangan hidup menuju pulangku”.
Dari
itu, jelaslah bahwa bukan kecantikan yang mampu memenuhi mauku.
Bukan
harta warisan yang banyak yang mampu menjawab pintaku padamu.
Bukan
pula pendidikanmu dan kecerdasanmu yang mampu memenuhi keinginanku.
Namun,
ini semua karena agamamu, shalehahnya dirimu, dan imanmu yang mampu memenuhi
ini semua.
Semoga
kita semua mendapatkan ridho-Allah SWT.
Amiin…Amiin
ya Robbal ‘Alamiin.
(Salam
rindu yang mendalam buatmu calon istriku….)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar