Bismillahirrahmanirrahim
Intro……..
Menurut aliran fungsional linguistik, pada hakikatnya
hubungan antar manusia terdiri atas dua hal, yaitu MEMBERI dan MEMBUTUHKAN. Hal
yang diberi dan yang dibutuhkan itu adalah (1) informasi; dan (2) barang dan
jasa.
Saat kita memberi informasi maka ini disebut dengan
PERNYATAAN/PEMBERITAHUAN
Saat kita memberi barang dan jasa maka ini disebut dengan
PENAWARAN.
Saat kita membutuhkan informasi maka ini disebut dengan
PERTANYAAN.
Saat kita membutuhkan barang dan jasa maka ini disebut
dengan PERINTAH.
Memahami konflik itu sebenarnya sederhana. Kita hanya
perlu memahami dua hal yaitu MEMBERI dan MEMBUTUHKAN. Sebab konflik di dunia
ini tidak lepas dari dua hal tersebut. Manakala kita bisa memberi apa yang
dibutuhkan orang lain, maka tentu tidak akan muncul konflik. Dan sebaliknya,
saat kita membutuhkan sesuatu namun tidak dapat diberikan, maka akan muncullah
potensi konflik.
Dan ini semua tergantung kepada siapa yang memberi dan
siapa yang membutuhkan. Ini juga tergantung kepada apa yang diberi dan apa yang
dibutuhkan. Plus, kondisi dan situasi apa saat ini diberikan atau dibutuhkan. Kita
hanya perlu memahami ini. Jika yang dibutuhkan ada pada kita dan dapat kita
berikan, maka konflik dapat dihindari. Jika tidak maka tentu konflik yang
muncul.
Renungan
Sering kita mengucapkan atau mendengar ungkapan “Tolong
dong ngertiin aku!” “Tolong untuk sekali ini saja, mengalahlah demi aku!”
“Please understand me for once!”
Pertanyaannya adalah:
Sudahkah kita menyampaikan apa yang kita butuhkan? Sudah
benarkah caranya? Tahukah kita bahwa yang kita butuhkan ada pada yang kita
mintakan? Dan yang terpenting, sudah benarkah apa yang kita butuhkan itu di mata
Allah?
Sudahkah kita memberikan apa yang dibutuhkannya? Sudah
benarkah cara kita memberikan apa yang dibutuhkan? Sudah sesuaikah antara yang
kita beri dengan yang dibutuhkan? Dan yang terpenting, sudah benarkah apa yang
kita berikan itu di mata Allah?
Terkadang, kita sering memberikan bukan yang dibutuhkan.
Kita memberikan harta, perhiasan, kendaraan dan kemewahan lainnya, padahal yang
dibutuhkan hanyalah “Aku sayang kamu”, “Aku cinta kamu”, dan “Tiada seorangpun
yang paling kusayangi selain dirimu”
Terkadang, kita sering salah menafsirkan dalam memahami
apa yang dibutuhkan dari kita, kita pikir dengan kata-kata “Aku sayang kamu”,
“Aku cinta kamu”, dan “Tiada seorangpun yang paling kusayangi selain dirimu”,
maka dia akan merasa bahagia. Padahal boleh jadi dia itu butuh bedak, kosmetik,
baju, sepatu, kerudung, dan lain-lain.
Terkadang, kita sering ucapkan kata “Maafkan atas
kesalahanku” padahal yang dibutuhkannya adalah “Kamu harus memperbaiki diri dan
berubah menjadi yang lebih baik”.
Terkadang, kita sering kurang memahami bahwa yang kita
minta itu tidak ada padanya. Yang kita butuhkan itu memang dia tidak sanggup
memberikannya. Namun kita kecewa karena ketidakmampuannya.
Terkadang, kita sering membutuhkan sesuatu tanpa kita
sampaikan apa mau kita dengan harapan bahwa dia sudah mengerti tanpa diberi
tahu. Padahal di hatinya dia berkata “Please, tell me what do you want?”
Sebenarnya Memberi dan Membutuhkan adalah wujud kasih
sayang. Namun kasih sayang itu sendiri tidak akan muncul jika kita tidak ucapkan.
Boleh jadi kita malu untuk mengungkapkannya, namun lebih baik kita ungkapkan
agar dia tahu apa yang kita butuhkan. Hubungan yang baik haruslah ada
komunikasi yang baik dan santun.
Maka itu, terkadang “BERBICARA DALAM DIAM” berpotensi
menimbulkan konflik.
Sebab belum tentu kita bisa berbaik sangka.
Sebab belum tentu kita bisa bersabar.
Sebab belum tentu nilai tawakkal kita kepada Allah itu
mencukupi.
Seninya hidup itu terletak pada bagaimana kita bisa
menyikapi makna MEMBERI dan MEMBUTUHKAN dengan bijak.
Alhamdulillah…. Semoga Bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar