Minggu, 27 Mei 2012

INGATKAH KITA PADA JANJI KITA….????


Bismillahirrahmanirrahiim

INGATKAH KITA PADA JANJI KITA….????
------------------------------------------------------------------
Katakanlah: SESUNGGUHNYA SHALATKU, IBADAHKU, HIDUPKU DAN MATIKU HANYALAH UNTUK ALLAH, TUHAN SEMESTA ALAM. (QS: Al-An’aam: 162)
------------------------------------------------------------------
Pernahkah kita perhatikan saat seorang bayi dilahirkan ke dunia dan masing-masing kedua tangannya menggenggam ibu jari/jempol masing-masing tangan?  Mengapa begitu? Sejak kapankah itu dilakukan?


Ada seorang guru menceritakan kepada saya tentang fenomena ini. Dan ntah bagaimana saya mengimaninya dengan haqqul yakin seyakin yakinnya tentang penjelasan ini. Walaupun penjelasan ini bukanlah ilmiah dengan bukti empiris, namun terkadang kebenaran itu tidak hanya melalui bukti-bukti ilmiah. Kebenaran itu terkadang muncul dari terbukanya hati untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah.

Saat ruh kita ditiup kita berjanji kepada Allah. Berjanji untuk menjadikan semua yang ada pada kita hanya untuk Allah. Lihatlah Al-An’aam 162, itulah janji kita. Janji untuk menegakkan kalimat Laillahaillallah. Dimana semua shalat kita, ibadah kita, hidup kita, dan mati kita hanya untuk menegakkan kalimat tersebut.

Lantas apa hubungannya dengan tangan kita yang menggenggam ibu jari kita masing-masing? Ibu jari kita itulah tanda / simbol ikatan janji kita kepada Allah. Sementara keempat lainnya adalah:
Jari kelingking kita adalah shalat kita.
Jari manis kita adalah ibadah kita.
Jari tengah kita adalah hidup kita.
Jari telunjuk kita adalah mati kita.
Semua itu hanya untuk memegang ibu jari yaitu LAILLAHAILLALLAH (Tiada Tuhan Selain Allah)
Itulah janji kita dan kita masih memegang janji kita saat kita dilahirkan. Maka itu mengapa kita diadzankan atau di iqamatkan saat kita keluar dari rahiim ibu kita, tidak lain agar kita selalu ingat akan janji tersebut.

Namun, seiring waktu berjalan, seiring derasnya ombak godaan dunia, kita mulai lupa. Kita lupa akan janji kita, kita lupa untuk menjadikan segalanya dalam hidup dan mati kita hanya untuk Allah.
Kita shalat agar dilihat oleh jama’ah lain, agar dilihat tanda di kening kita yang hitam bahwa kita ahli shalat. Kita beribadah berbuat amal baik agar dilihat bahwa kita orang yang baik dan shaleh shalehah. Kita menulis di status Facebook dengan untaian kalimat yang mengajak kebaikan agar supaya banyak pembaca yang nge-like dan menganggap kita bijak bestari. Agar pembaca memberi comment yang memuji kita dan menghormati kita serta menempatkan kita pada tempat yang selalu ditunggu kata-kata kita. Kita hidup lebih banyak lalai dengan tugas kita yang utama yaitu menegakkan kalimat Allah. Konon lagi ketika mati, barang kali kita tidak siap untuk meninggalkan kesenangan duniawi, kita jadi takut mati dan menjadikan kata “MATI” sebagai kata momok yang menakutkan. Padahal itu semua hanya untuk Allah.

Menegakkan alimat itulah tujuan kita hidup. Kalimat itu sendiri adalah kampung halaman kita tempat kita harus berpulang dari perantauan ini. Maka itu, jika ada yang bertanya, kemanakah jalan pulangku? Maka jawabannya adalah jalan yang terkandung dalam kalimat itu.
-------------------------------------------------------------------------------
Sungguh merugilah diriku ini karena itu semua terjadi padaku. Semua yang kumunculkan dalam tindakanku bukanlah mencerminkan hatiku. Aku lalai akan janji itu Ya Allah. Ampunilah aku atas kelalaianku ini ya Allah. Aku terlalu percaya diri untuk menerima amanah menegakkan kalimat tauhid ini ya Allah. Dikala gunung tidak mampu, dikala bumi tidak sanggup, dikala malaikat tidak berdaya untuk menegakkan kalimat-Mu, namun kesombonganku membuatku menerima janji itu. Namun, sampai detik ini, kutelah lalai ya Allah. Hatiku yang dulu saat keluar dari rahim ibuku dalam kondisi yang bersih tanpa noda, kini telah menghitam legam tertutup noda-noda hitam yang sedikit demi sedikit bertambah menghitam. ASTAGHFIRULLAHAL ‘ADZHIIM
---------------------------------------------------------------------------------
YA ALLAH… APAPUN YANG TERJADI SAMPAI HAMBA MATI HAMBA AKAN TETAP MEMEGANG “LAAILAHAILLALLAH”
---------------------------------------------------------------------------------
Ya Allah…. Hamba mohon keridhoan-Mu di dunia dan di akhiratku!
Ya Allah…. Hamba mohon rahmat-Mu rahman dan rahiim di dunia dan di akhiratku!
Ya Allah…. Hamba mohon perlindungan-Mu dari gangguan dan godaan manusia dan setan yang sesat dan jahat sehingga kutidak tersesat dan terlempar dari jalan-Mu!.
Ya Allah…. Hamba mohon ampunan-Mu atas segala dosa yang hamba lakukan baik disengaja maupun tidak yang dulu, sekarang dan yang akan datang!.

Alhamdulillahirrobbil ‘Alamiin
(Salam Santun dariku untukmu)

Tidak ada komentar: