Minggu, 27 Mei 2012

HIDUP ADALAH SAMUDERA MASALAH


Bismillahirrahmanirrahiim.

HIDUP ADALAH SAMUDERA MASALAH
----------------------------------------------------------------------
“….Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu….” (QS:02:185)

 “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS: 94:5)
---------------------------------------------------------------------------
Pada dasarnya hidup adalah samudera masalah. Kita lahir langsung berada di bibir pantai samudera masalah. Tujuan kita adalah memilih untuk menuju sebuah benua dari dua benua; yang satu indah dan menakjubkan yang bernama syurga, dan yang kedua adalah benua kesengsaraan dan penyiksaan yang bernama neraka. Di bibir pantai tersebut telah tersedia berbagai jenis bahan baku untuk membuat kapal menuju tujuan hidup yang kita pilih.

Yang menjadi masalah adalah kapal yang bagaimanakah yang mau kita buat?

Kapal yang bagus adalah yang dibangun dan dibuat dengan menggunakan rangka ilmu, layar kejujuran, kemudi iman, dayung ikhtiar, tiang Islam, dan dicat dengan do’a. Semakin besar struktur kapal maka semakin kokoh bentuknya.

Kapal yang buruk adalah kapal yang dibangun dan dibuat dengan menggunakan rangka kebebalan, layar kemunafikan, kemudi kemusyrikan, tiang setan, dan cat kesombongan. Semakin besar strukturnya maka akan semakin rapuh bentuknya.

Sayangnya, Allah tidak membuatkan kapal untuk kita, tapi kitalah yang membuatnya. Allah hanya menyediakan bahan bakunya. Kitalah yang harus memilih bahan baku yang bagaimanakah yang mau kita gunakan. Dalam geladak kapal yang kita buat, Allah juga mempersilahkan kita untuk membawa bahan baku cadangan dari semua jenis bahan; kebaikan, keimanan, keislaman, ketauhidan, kesombongan, kemunafikan, kemusrikan, dan lain-lain. Semua kita angkut dan kita bawa. Terserah kita, bahan yang manakah yang akan kita gunakan disaat diperlukan nantinya.

Awal kita menakhodai kapal kehidupan kita, ombak belumlah besar, angin belumlah menjadi badai. Semakin ketengah samudera maka semakin besar ombak, semakin besar badai dan semakin banyak karang yang harus kita hindari. Namun kita tetap harus berlayar, sebab kita masih hidup. Terkadang, di tengah badai, layar kemunafikan kita rusak, maka kita boleh memilih untuk menggantinya dengan layar kejujuran atau juga boleh dengan tetap layar kemunafikan.
Bahkan, terkadang jika kita melihat tantangan badai yang begitu besar di depan, maka kita diperbolehkan memperkuat layar kejujuran kita dengan layar yang baru yang makin menambah kokoh layar kita sehingga kita mampu menghadapi badai.

Badai itu adalah cobaan. Ombak yang keras itu adalah ujian. Karang yang menghadang adalah kesukaran. Dan selalu, setelah badai datang dan kita tetap mampu bertahan maka badai akan berhenti untuk membuat samudera menjadi tenang. Proses ini terus terjadi. Sebab, dibalik kesulitan selalu ada kemudahan.

Saat badai menerjang, bukanlah keluhan dan ratapan yang dibutuhkan, tapi usaha, kesabaran dan ketabahan serta do’a yang harus dipanjatkan. Sebab, setelah kesulitan dan jika kita mampu menghadapinya maka kita akan merasakan nikmatnya kemudahan.

Saat badai dan ombak menghadang, kita diberi pilihan; mengeluh atau bersabar. Sayangnya, apapun pilihan kita maka badai dan ombak tetap akan menghantam kita. Jika kita memilih untuk mengeluh, maka yang terasa dari badai dan ombak tersebut adalah siksaan dan kesempitan di dada sehingga membuat tujuan hidup kita membelok menuju benua Neraka.

Namun jika kita memilih kesabaran, maka yang terasa dari badai dan ombak tersebut adalah kenikmatan, sebab tujuan kita semakin pasti arahnya, yaitu Syurga. Sebab, Allah tidak memberikan kita kesulitan tanpa ada kemudahan. Allah tidak memberikan cobaan dan ujian yang jika kita lulus maka kita akan diberi kenikmatan. Sebab Allah juga tidak akan menguji kita melampaui kemampuan kita.

Lantas mengapa kita harus mengeluh di saat kita bisa bersabar, sebab ombak tetap akan menghadang kita walau bagaimanapun sikap kita?

Lantas mengapa kita harus meratap di saat kita bisa tabah, sebab badai tetap akan menghantam kita?
---------------------------------------
Tulisan ini bukanlah untuk menggurui Anda, namun ini hanyalah untuk memotivasi diri saya sendiri, jika Anda merasa ini bermanfaat, maka Alhamdulillah sebab ternyata ini bermanfaat. Namun jika Anda merasa ini tidak berfaedah, maka Alhamdulillah ini hanya untuk saya.

Tidak ada komentar: