BELAJAR DARI DURIAN...
Malam minggu ini, saya; si Mbah
Lapendos mendapatkan giliran jaga malam/alias ngeronda bersama 6 orang tua lain
yang sudah mau mati seperti Mbah Sukiran, Mbah Sumiran, Mbah Sumingan, Mbah
Sutiran, Mbah Poniran, dan khususnya Mbah Ponijan. Pagi tadi kami semua sepakat
untuk menikmati buah durian yang saya beli. Kami juga sepakat bahwa dalam
setiap jaga malam kami melakukan diskusi sampai menjelang shubuh. Namun untuk
malam minggu ini kami mengambil tema diskusi dengan tema “BELAH DUREN”.
Sebagaimana biasa kami awali dengan
menyampaikan statemen masing-2 kami dua, dan biasanya yang lain akan diam dan
mengikuti pembicaraan kami. Inilah kata mbah Ponijan:
“Duren itu Perempuan yang shalehah.
Dia enak dinikmati karena isinya bukan kulitnya. Kulitnya tajam bagi pria yang
kasar untuk membukanya. Sebab dia bisa
melukai tangan, begitu juga perempuan. Sekilas bagi yg belm pernah makan duren,
maka buahnya itu jelas tak menarik. Tidak semenarik anggur yang dapat langsung
dimakan bahkan oleh anak kecil sekalipun. Durian itu buah yang paling kokoh,
sebab dia jatuh dari pohon yang tinggi sekalipun tapi tidak rusak. Perempuan
shalehah juga gitu, dia sanggup untuk menderita tanpa harus merusak isi iman di
dalam hatinya.
Untuk membukanya perlu kesabaran
dan kerja keras. Sebab isinya sangatlah berharga. Trik membukanya juga harus
melalui celah garis antar kulitnya dengan pisau yang tajam. Celah itu adalah
agama. Pisau itu adalah pernikahan. Saat celah kulit sudah terbuka, isinya
tetap belum bisa dinikmati sebab dibutuhkan tenaga yang tidak perlu terlalu
kuat namun tidak bisa juga terlalu lemah.
Mengapa begitu? Sebab perempuan
adalah tulang rusuk yang bengkok pada hakikatnya. Jadi untuk meluruskannya
perlu ketegasan dan juga kelembutan. Jangan terlalu keras sebab dia akan rusak
dan berserakan isinya dan jangan juga terlalu lemah sebab dia akan angkuh pada
akhirnya.
Saat menikmati isinya, biji tetap
tidak bisa dimakan. Sebab biji itu akan menjadi pohon durian lainnya jika
ditanam dan dirawat dengan baik. Dari perempuanlah akan lahir pohon-pohon
penegak Islam jika dirawat dan ditanam dengan baik.
Makan durian juga jangan terlalu
banyak, walau diperbolehkan. Sebab darah tinggi kita bisa kumat. Maka itu,
memiliki perempuan juga jangan banyak-banyak sebab nantinya darah tinggi kita
juga bakal kumat, lha wong makan satu aja kadang kala darah tingginya kumat,
konon lagi makan sampai empat buah sekaligus. Kesimpulan saya, durian itu
adalah perempuan yang shalehah… heheheh… Sekarang giliran kamu Pendos.”
Saya terdiam… dari tadi pagipun saya sudah
bingung mau buat statement apa tentang durian. Kata-kata Mbah Ponijan benar
sih… tapi saya mau balas apa statementnya.
Kemudian saya teringat sesuatu,
“ini dia” pikirku…
“Baiklah para mbah-mbah yang sudah
bau tanah yang saya hormati, banyak cara untuk menikmati hidup. Banyak cara
untuk menikmati duren. Sebab duren juga kenikmatan dan kebahagiaan hidup bagi
kita yang doyan. Saya tidak bisa membuat pernyataan ini. Saya hanya mau
bernyanyi. Sebelum kita membuka durian ini, maka saya akan putar musik karaoke
sebuah lagu, saya berharap mari kita berjoget bersama agar malam minggu ini
menjadi malam yang ceria bagi kita.”
Kemudian, saya memutar musik
menggunakan Winamp di laptop saya.
Begitu musik mengalun saya berteriak mesra pada mereka:
“Mari mbah…. Digoyaanggggg terusss
mbah… sampe pagiii….. Tariiiikkkk mbahhhh…..”
Terus saya bernyanyi dan para
Mbah-mbah gendheng itu juga mulai bergoyang dangdut ala tahun 70-an:
*)
Makan duren dimalam hari…
Paling enak dengan para Mbah …
Dibelah Mbah dibelah…
Enak Mbah silahkan di belah..
Paling enak dengan para Mbah …
Dibelah Mbah dibelah…
Enak Mbah silahkan di belah..
*)
Pelan-pelan dibelah
Enak Mbah silahkan dibelah..
Pelan-pelan dibelah
Enak Mbah silahkan dibelah..
Semua orang pasti suka belah duren
Apalagi malam minggu
Sampai pagi pun yo wis ben Mbah..
Apalagi malam minggu
Sampai pagi pun yo wis ben Mbah..
Kalo Mbah suka tinggal belah saja
Kalo Mbah mau tinggal bilang saja..
Kalo Mbah mau tinggal bilang saja..
“Digoyaanggggg terusss mbah… sampe
pagiii….. Tariiiikkkk mbahhhh…..”
Setelah selesai, kemudian saya bertanya pada
Mbah-mbah yang lain: “Lebih bagus mana statement pembuka antara saya Mbah
Lapendos dengan Mbah Ponijan????”
Coba tebak… kira-kira siapa yang
menang! Mbah Lapendos kah? Atau Mbah Ponijan?
WKWKWKWKWKWKKW
(SALAH SATU SENI MENIKMATI HIDUP
ADALAH MENGAMBIL HIKMAH DARI CANDA)
SELAMAT BERMALAM MINGGU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar