Selasa, 29 Mei 2012

HATI YANG MEMBEBASKAN CINTA



Bismillahirrahmanirrahiim
 
Rintik-rintik gerimis di malam ini seakan menyadarkan diriku akan satu hal bahwa hatiku ini masihlah gersang dan membutuhkan air untuk membasahinya sehingga bunga mawar dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan mawar merah yang indah dipandang mata. Gerimis yang tak kunjung menjadi hujan seakan mengiringi munajatku pada Sang Pemilik Alam bahwa kumemohon ampunan dan rahmat-Nya sehingga hati yang gersang dan kotor ini dapat bersih dan suci seperti saatku dilahirkan.


Ketika Allah menganugerahi momen cinta yang menyejukkan hati yang menghembuskan angin sepoi-sepoi kedamaian dan ketenangan, walaupun sesaat namun cukuplah membuat hati ini tergugah. Tergugah akan suatu hal bahwa Allah itu ternyata begitu dekat. Ku terbangun dan tersadar bahwa hati ini beserta isinya adalah milik-Nya. Titipan cinta yang masuk ke hati ternyata bukanlah milik diri. Itu hanyalah titipan yang terkadang mudah untuk dititipkan dan juga mudah pula untuk diambil kembali.

Sayangnya dalam hidup ini terdapat ego. Ego yang mengarahkan cinta untuk dimiliki walau belumlah halal. Ego yang membuat hati teriris dan tersayat habis. Ego inilah yang membuat hati bergolak dan berteriak serta merintih dalam luka manakala titipan cinta harus pergi. Kutak ingin diriku dibelenggu oleh ego yang menyesakkan dada. Kutak ingin titipan cinta ini menjadi ternoda hanya karena ego yang membelenggu dan mengikat yang belum hakku.

Kini kusadar, ego ini harus dikendalikan walau tak bisa dinafikan. Hasrat hati untuk mencintai namun ego membawaku untuk memiliki. Egoku harus kukendalikan agar hatiku tak terluka. Kumau cinta ini suci dan tulus serta tak berdebu karena nafsu. Kumau hati yang kotor akan noda dapat bersih sedikit demi sedikit.

Kini saatnya untuk mensucikan ini cinta di hati. Suci dari nafsu dan desahan ego. Sebab cinta suci bukanlah membelenggu. Cinta suci penuhlah kebebasan yang menjaga hati. Sebab, cinta belumlah menjadi hakku. Kubuka kembali pintu hati yang selama ini tertutup. Biarlah cinta yang didalam mengikuti keinginannya. Biarlah cinta yang memutuskan untuk tetap tinggal di hati atau harus pergi. Biarlah cinta yang menyapa hati dengan damai atau mengucap salam perpisahan dengan santun. Biarlah waktu yang menuntun cinta untuk menetapkan.

Sebab hati ini bukanlah milik diri. Hati ini milik ilahi Robbi. Semoga Allah mengisi hati ini dengan keimanan dan kesabaran. Keimanan bahwa cinta yang datang dan pergi adalah kehendak-Nya. Kesabaran akan cinta yang datang dan pergi sebagai sebuah cobaan. Cobaan menuju Sang Maha Pemilik Hati. Semoga indah pada akhirnya.

Tidak ada komentar: