Bismillahirrahmanirrahiim
Rintik-rintik
gerimis di malam ini seakan menyadarkan diriku akan satu hal bahwa hatiku ini
masihlah gersang dan membutuhkan air untuk membasahinya sehingga bunga mawar
dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan mawar merah yang indah dipandang
mata. Gerimis yang tak kunjung menjadi hujan seakan mengiringi munajatku pada
Sang Pemilik Alam bahwa kumemohon ampunan dan rahmat-Nya sehingga hati yang
gersang dan kotor ini dapat bersih dan suci seperti saatku dilahirkan.
Ketika
Allah menganugerahi momen cinta yang menyejukkan hati yang menghembuskan angin
sepoi-sepoi kedamaian dan ketenangan, walaupun sesaat namun cukuplah membuat
hati ini tergugah. Tergugah akan suatu hal bahwa Allah itu ternyata begitu dekat.
Ku terbangun dan tersadar bahwa hati ini beserta isinya adalah milik-Nya.
Titipan cinta yang masuk ke hati ternyata bukanlah milik diri. Itu hanyalah
titipan yang terkadang mudah untuk dititipkan dan juga mudah pula untuk diambil
kembali.
Sayangnya
dalam hidup ini terdapat ego. Ego yang mengarahkan cinta untuk dimiliki walau
belumlah halal. Ego yang membuat hati teriris dan tersayat habis. Ego inilah
yang membuat hati bergolak dan berteriak serta merintih dalam luka manakala
titipan cinta harus pergi. Kutak ingin diriku dibelenggu oleh ego yang menyesakkan
dada. Kutak ingin titipan cinta ini menjadi ternoda hanya karena ego yang
membelenggu dan mengikat yang belum hakku.
Kini kusadar,
ego ini harus dikendalikan walau tak bisa dinafikan. Hasrat hati untuk mencintai
namun ego membawaku untuk memiliki. Egoku harus kukendalikan agar hatiku tak
terluka. Kumau cinta ini suci dan tulus serta tak berdebu karena nafsu. Kumau hati
yang kotor akan noda dapat bersih sedikit demi sedikit.
Kini
saatnya untuk mensucikan ini cinta di hati. Suci dari nafsu dan desahan ego. Sebab
cinta suci bukanlah membelenggu. Cinta suci penuhlah kebebasan yang menjaga
hati. Sebab, cinta belumlah menjadi hakku. Kubuka kembali pintu hati yang
selama ini tertutup. Biarlah cinta yang didalam mengikuti keinginannya. Biarlah
cinta yang memutuskan untuk tetap tinggal di hati atau harus pergi. Biarlah cinta
yang menyapa hati dengan damai atau mengucap salam perpisahan dengan santun. Biarlah
waktu yang menuntun cinta untuk menetapkan.
Sebab hati
ini bukanlah milik diri. Hati ini milik ilahi Robbi. Semoga Allah mengisi hati
ini dengan keimanan dan kesabaran. Keimanan bahwa cinta yang datang dan pergi
adalah kehendak-Nya. Kesabaran akan cinta yang datang dan pergi sebagai sebuah
cobaan. Cobaan menuju Sang Maha Pemilik Hati. Semoga indah pada akhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar