Bismillahirrahmanirrahiim
-----------------------------------------------------------------
Ketika
kejanggalan, keganjilan, kemunkaran ada di depan mata.
Ketika
seorang gadis berbusana jahiliyah
Ketika
seorang ahli ibadah berbuat maksiat
Ketika
seorang pemimpin melakukan ketidakadilan
Lantas
kita memandangnya dengan aneh
Lantas
kita menilainya sangatlah negatif
Lantas
kita menghinanya di Facebook
Lantas
kita melihatnya dengan sinis
Coba
lihat dan nilailah diri dengan arif….!!!
Sudahkah
kita ini melakukan kebajikan demi ridho Allah?
Sudahkah
busana muslimah kita mencerminkan hati?
Sudahkah
kemaksiatan kita tinggalkan?
Sudahkah
kita berlaku adil?
Tentu
ego kita akan menjawab….
Aku
sudah berbuat kebajikan
Busana
muslimahku mencerminkan hati dan akhlakku
Ibadahku
melenyapkan kemaksiatanku
Keadilan
adalah tingkah lakuku.
Tapi
benarkah itu?
Apakah
Allah menilai kita seperti itu?
Apakah
Allah tidak melihat isi hati?
Apakah
Allah telah menetapkan kita sebagai yang TERBAIK?
Apakah
kita sudah tahu diri dan sadar diri?
Jawabnya
ada padamu. Jawablah dengan hatimu dan bukan egomu!
Sebab
tidak ada satu hal kecilpun yang terjadi tanpa kehendak-Nya.
Sebab
tidak ada yang namanya kebajikan tanpa ada kejahatan.
Sebab
surga itu tidak akan ada tanpa adanya neraka.
Sebab
kesabaran itu tak akan ada tanpa kezhaliman.
Lantas
mengapa harus merasa aneh hanya karena dia berlaku jahat?
Lantas
mengapa harus memandangnya negatif hanya karena dia berbusana seksi?
Lantas
mengapa harus menghinanya karena kemaksiatannya?
Lantas
mengapa harus sinis padanya karena ketidakadilannya?
Sebab
semua itu atas ijin-Nya; mengapa tidak kita jadikan saja itu sebagai pelajaran?
Boleh
jadi, setelah kejahatan yang dilakukannya kemudian pintu taubat terbuka
untuknya.
Boleh
jadi, setelah mengumbar aurat kemudian datang hidayah dan dia tutup
serapat-rapatnya.
Boleh
jadi, setelah kemaksiatannya berakhir, dia akan beribadah karena ridho-Nya.
Boleh
jadi, setelah kezhalimannya tersadar, dia akan sangat berlaku adil.
Lantas
mengapa kita harus menghina mereka seolah-olah kita bakal tidak seperti mereka?
Lantas
mengapa kita harus mencaci mereka seolah-olah kita lebih baik dari pada mereka?
Lantas
mengapa kita harus marah dan menggerutu karena apa yang mereka lakukan?
Lantas
mengapa kita buat status di Facebook seolah-olah kita adalah hamba Allah yang
terbaik?
Ingatlah….
Umur siapa tahu. Ajal siapa duga. Masa depan siapa sangka.
Boleh
jadi ke depan kita lebih buruk daripada mereka; semoga tidak.
Boleh
jadi kita terseksi dari yg pernah ada nantinya; semoga tidak.
Boleh
jadi kita orang yang paling zhalim dari yang pernah ada nantinya; semoga tidak.
Boleh
jadi kita bandar dari segala bandar kemaksiatan nantinya; semoga tidak.
Jika
kita melihat itu semua, yang perlu dilakukan hanyalah….
Bila
kita berkuasa, gunakanlah kekuasaan kita
Bila
kita berilmu dan bijak, gunakanlah lisan dan tulisan kita secara santun
Bila
kita tak sanggup, maka diamlah dan mohon ampunlah pada Yang Maha Penerima
Taubat dan do’akan mereka agar terbuka pintu hidayah.
SEBAB
KITA BELUM TENTU LEBIH BAIK DARI MEREKA.!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar