Selasa, 29 Mei 2012

KEBAHAGIAAN ITU DATANGNYA DARI HAL-HAL KECIL


Bismillahirrahmanirrahiim


Masih di malam itu juga, saya; Lapendos melanjutkan pembicaraan saya dengan Mbah Ponijan.

“Mbah…. Saya seringkali merasa galau dan nggak mendapatkan kebahagiaan dalam hidup saya. Semua impian saya hancur dan kesedihan selalu menerpa saya mbah. Bagaimana agar saya bahagia mbah?” tanyaku saat itu.


“hmmm… gini… kebahagiaan itu sebenarnya datang dari hal-hal kecil baik yang kita lakukan ataupun yang dilakukan orang lain kepada kita. Kita selama ini sering berpikiran bahwa kebahagiaan itu haruslah mendapatkan kekasih yang cantik, hadiah dari perusahaan, karir yang bagus, ketenaran dan lain-lain. Itu bukanlah kebahagiaan yang sebenarnya. Tapi itu adalah kesenangan yang terkadang membuat kita malah menjadi tidak bahagia karenanya.”

Kemudian Mbah Ponijan melanjutkan, “Kebahagiaan yang datangnya dari hal-hal kecil akan menumpuk dan menggunung sehingga membentuk sebuah piramida kebahagiaan yang kita sendiri terkadang tidak mampu memberi nama kepada piramida kebahagiaan tersebut. Sebab kebahagiaan bukanlah label yang harus diberikan. Sebab kebahagiaan itu sendiri tidaklah mampu diuraikan dengan kata-kata. Sebab kebahagian itu sendiri terwujud dari keindahan akan hal-hal yang kecil dan berkumulatif membentuk piramida kebahagiaan.”

“Lantas Mbah… gimana mewujudkan hal-hal kecil tersebut?” tanyaku begitu Mbah Ponijan diam.

“Itu mudah…asal ego kita rendahkan… gengsi kita usir… dan malu kita kesampingkan asal memang ini demi untuk kita dan orang-orang yang halal untuk kita cintai. Sebuah kata ‘Sayangku…!!!’, ‘Kasihku…!!’ ‘Cintaku…!!!’, ‘Mutiaraku…!!’ juga merupakan hal-hal kecil yang hanya cukup kita ucapkan atau tuliskan dan itu mampu membuat kebahagiaan tersendiri bagi yang mendengar atau membacanya, bukankah terkadang kebahagiaan itu ibarat pantulan cahaya dari sebuah cermin? Saat kita sinari sebuah cermin maka akan memantulkan sinar yang menerangi kita. Kebahagiaan orang yang kita cintai akan menjadikan kita juga bahagia.”

Kemudian Mbah Ponijan melanjutkan dengan nada yang datar namun mendalam “Kata-kata lain misalnya ‘Mazq..!’, ‘Mutiaramu ini…!!’, ‘Met bobo’ ya sayangku…!!’, ‘I miss you!’ ini semua bisa membuat kamu bahagia, walau hanya sebuah atau beberapa kata, dan yang terpenting adalah kata-kata tersebut keluarnya dari hati maka akan meresap juga di hatimu. Mengapa tidak sering-sering kamu mengucapkan itu sebab kebahagiaan dari yang kecil jika sering dan selalu diperoleh akan mampu membangun sebuah piramida besar kebahagiaan dalam hidupmu.  Jangan tunggu kamu memperolehnya baru kamu memberinya. Sebab kebahagiaan itu harus dari kita yang memberi dan jangan berharap menerima balasan, jika kita berharap kebahagiaan dari balasan apa yang kita berikan, maka kebahagiaan yang dibalaskan akan datang padamu dengan muka yang semu. Biarlah dia datang jika memang sudah harus datang, maka kamu akan bahagia.”

“Wah … mbah… apa nggak kesannya lebay itu?” sahutku begitu Mbah Ponijan diam.

“Lebay?... kenapa Lebay? Kamu khawatir ya Ndos,… jika kamu yang mengatakan itu semua kemudian kamu akan dianggap lebay oleh kekasihmu? Jika memang begitu, maka kamu sebenarnya belum memahami yang namanya perempuan. Perempuan itu lembut ndos… maka perlakukanlah dengan lembut. Memang barang kali diawal dia akan mengatakan “ihh kok lebay gitu sih mas!!!” padahal di hatinya dia itu berbunga-bunga dan ingin mengatakan “sering-seringlah mengatakan itu masku! Sebab kubahagia mendengarnya tapi kumalu memintanya” itulah mereka. Malu mereka itu terkadang menutupi perasaan mereka. Mereka itu ibarat dua sisi mata koin, mereka memunculkan yang satu namun menutupi yang lain.”

“Ada lagi mbah cara lain selain dengan kata-kata?” Pertanyaanku selanjutnya.

“Ada… disaat hati malu untuk mengungkapkan kata, maka ungkapkanlah dengan hal-hal kecil lain, sebatang coklat, sekuntum mawar, bahkan hanya dengan gambar juga bisa mengungkapkan banyak hal yang bahkan terkadang lebih dari kata-kata. Bukan masalah mahalnya yang dilihat perempuan, tapi maknanya, makna kasih sayang yang kamu sampaikan melalui hal-hal kecil tersebut. Maka itu, ubahlah paradigmamu tentang arti kebahagiaan. Jangan lagi kebahagiaan itu datangnya harus dari sesuatu yang besar dan mahal, tapi KEBAHAGIAAN ITU DATANGNYA DARI HAL-HAL YANG KECIL”
“Tapi mbah… apakah mbah bahagia?” sahutku cepat.
“hehehehehe…….” Mbah Ponijan menjawab pertanyaanku dengan nyengir….


Tidak ada komentar: