Ketika
kalian datang padaku dan mengatakan “Tolonglah kami dengan jabatanmu, dan kami
akan merahasiakan ini semua.” Kudiam, berpikir dan merenung. Kudiam karena
kuharus berhati-hati. Kumerenung karena aku masih punya hati. Kuberpikir karena
kutahu kemampuan kalian. Kemudian, kukatakan, “Saya tidak bisa membantu,
kalianlah yang harus berjuang dengan segenap kemampuan kalian dan jangan lupa,
iringilah dengan do’a. Sebab usaha tanpa do’a itu pertanda kalian sombong, juga
tanpa usaha dan hanya berdo’a itu pertanda kalian pemalas. Jadi saya minta
maaf!”
Waktu
terus berjalan. Ketika saat itu tiba, kubantu kalian dengan jabatan yang
kumiliki. Cukuplah aku sendiri dan Allah yang tahu apa yang kulakukan terhadap
kalian di luar sepengetahuan kalian. Bahkan di luar sepengetahuan bos
sekalipun. Kulakukan apapun yang bisa kulakukan untuk membantu kalian tanpa
harus melakukan tindakan yang bertentangan dengan hati. Dan semua berjalan
sesuai dengan rencanaku.
Sampai
tibalah waktunya kalian berjuang. Kala itu pesanku, berusahalah sebaik dan
semampu kalian serta jangan melakukan kecurangan, apapun bentuk dan caranya.
Jujurlah dalam berjuang sebab niat kalian sudah bagus maka itu jangan dikotori
niat yg bagus itu dengan melakukan kecurangan. Kita semua akan berdoa agar
Allah SWT memberikan keberhasilan yg nyata dan mulia kepada kalian.
Setelah
itu, hari demi hari kulalui dalam doa, kuberdoa agar kalian berhasil. Memang
kudengar suara sumbang yang menyatakan kalian telah curang, namun semua itu
kubuang jauh-jauh. Kumau berbaik sangka dalam doaku.
Tibalah
hari itu, saatnya dimana kumengambil laporan hasil perjuangan kalian. Kubaca,
kupelajari, kuanalisa dan kubuang jauh-jauh buruk sangkaku. Kuberusaha
seobjektif mungkin dalam menilai. Kesimpulanku ternyata kalian telah curang. Ku
tahu kalian itu siapa dan sampai dimana kemampuan kalian. Aku sedih dengan
kesimpulanku sendiri. Seandainya ku tak memiliki jabatan seperti ini,
barangkali kutak tahu data keberhasilanmu, dan ku akan berbahagia sekali dengan
ini semua. I wish I know nothing.
Tapi
nyatanya, akulah orang kedua yang mengetahui hasil kalian setelah bos. Aku
nggak menyesal atas apa yg telah kulakukan untuk kalian. Aku juga tak menyesal
karena telah mendoakan kalian. Aku hanya sedih, mengapa niat dan doa yg baik
itu harus kalian kotori dengan kecurangan? Bukankah sudah berkali-kali
kukatakan kepada kalian untuk tidak curang? Sudah tak terhitung pula ku
pesankan agar kalian awali sesuatu itu dengan niat yg baik dan laksanakan
dengan cara yg baik pula. Selalu juga kukatakan bila kita berjumpa bahwa Allah
itu Maha Mengabulkan Doa, dan pertolongan Allah itu Nyata dan Pasti. Lantas
mengapa kalian menjadi seperti tidak percaya pada-Nya?.
Namun
syukurlah, dari sekian jumlah kalian, ada 1 orang yg saya sangat bangga sekali
padanya. Dia jujur, dia yakin akan adanya pertolongan Allah, dan dia tidak
curang. Benar, hasil perjuangan dia jauh lebih rendah dari pada kalian sebab
sampai disitulah kemampuannya. Kesedihan
saya akan kecurangan ratusan kalian terobati oleh hanya seorang saja. Saya
ikhlas sekali dan bahagia sekali karenanya. Dia santun, hormat, berakhlak
mulia, dan jujur. Kami semua bangga dengannya. Tapi kami semua sedih dengan
kalian.
Keberhasilan
ini bercampur aduk antara ikhlas, sedih, bahagia, dusta dan bangga sebab niat
bagus tapi pelaksanaannya yang campur aduk antara doa, usaha dan
kecurangan. Bagiku saat ini,
keberhasilan ini semu walau sangatlah patut untuk disyukuri sebab apapun itu,
kalian curang juga karena adanya Ijin Allah di situ. Maka itu, dari pada aku
menilai buruk saat melihat kalian, maka lebih baik kumenjauh sampai hati ini
jernih kembali. Semoga dengan keberhasilan ini kalian mendapatkan ampunan dan
ridho Allah SWT. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar