Bismillahirrahmanirrahiim
Hidup
dimulai dari impian. Kita mengimpikan banyak hal untuk digapai. Termasuk
menggapai surga juga merupakan impian. Apapun yang kita lakukan adalah untuk
mengejar impian kita.
Impian
yang realistis adalah impian yang terkendalikan. Inilah yang membedakan antara
impian dengan khayalan.
Ketika
impian kita nyatakan, maka itu sama halnya dengan kita menerbangkan
layang-layang. Semakin tinggi impian kita maka semakin tinggi pula layang-layang
itu terbang. Semakin tinggi layang-layang kita terbangkan maka semakin indah
dia melayang. Semakin sempurna impian yang kita kejar, maka semakin indah
impian itu dipandang mata. Namun semua itu tetap dalam kendali benang kita. Kitalah
yang menarik ulur benang layang-layang kita, ada saatnya layang-layang harus
kita turunkan dan ada saatnya layang-layang harus kita ulurkan.
Namun
sayangnya, menerbangkan layang-layang dalam perlombaan kehidupan tidaklah
semudah seperti yang dikatakan. Layang-layang impian kehidupan tidak akan
pernah bisa diturunkan untuk digenggam sebelum waktunya tiba. Yang menjadi
masalah adalah, terkadang di awan terdapat ancaman badai yang menghadang, badai
yang mampu memutuskan benang kita. Kita tahu itu bakal terjadi, kita hanya bisa
menunggu dan berdo’a semoga benang kita kuat menghadapi badai yang bakal datang
cepat atau lambat. Kita hanya berharap agar badai akan bergeser. Kalaulah tidak
bergeser, maka kita tinggal mengharapkan adanya kekuatan pada tiga hal; pertama
benang kita memang kuat dan kokoh. Benang kita yang menghubungkan antara kita
dengan layang-layang kita. Jika benang putus maka terbanglah layang-layang kita
tak tentu arah. Kedua, kekuatan rangka dan kertas dari layang-layang tersebut.
Rangka dan kertas layang-layang itu kita buat dengan kepercayaan dan kasih
sayang kita padanya. Ketiga, diri kitalah. Sebab kitalah yang mengendalikan ini
semua.
Layang-layang
yang kita terbangkan adalah impian kita. Termasuk itu menggapaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar