Selasa, 29 Mei 2012

PARADOKSNYA MEMAAFKAN


Bismillahirrahmanirrahim.

“PERKATAAN YANG BAIK DAN PEMBERIAN MAAF LEBIH BAIK DARI SEDEKAH YANG DIIRINGI DENGAN SESUATU YANG MENYAKITKAN (PERASAAN SI PENERIMA). ALLAH MAHA KAYA LAGI MAHA PENYANTUN”. (QS: 2:263)

Meminta maaf dan memberi maaf merupakan dua hal yang berbeda namun memiliki keterkaitan. Meminta maaf sama dengan mengakui sebuah kesalahan atau kekeliruan yang diluar kewajaran dan berusaha ke depan agar tidak lagi melakukan kesalahan yang sama serta mengharapkan agar yang mendapatkan perlakuan salah tersebut dapat memaafkan dan sekaligus melupakan kesalahan tersebut. Sementara itu memberi maaf adalah upaya menerima kesalahan orang lain dan juga sekaligus melupakan kesalahan tersebut. Dan ini adalah idealnya maaf dan memaafkan.

Namun pada kenyataannya tidaklah demikian.

Sering kali kita melihat bahwa sebuah kesalahan yang dilakukan seseorang kemudian dia meminta maaf namun kesalahan yang sama tetap dilakukannya.

Tidak jarang juga kita melihat bahwa setiap kali melakukan kesalahan, namun sulit untuk meminta maaf. Dengan suatu harapan bahwa semoga dapat dimaafkan tanpa dimintai maaf.

Banyak kita melihat bahwa setiap permintaan maaf selalu diiringi dengan memaafkan. Walau permintaan maaf tersebut sering terulang di waktu berikutnya dan sama halnya dengan tetap terulangnya ungkapan memaafkan yang menyertai permintaan maaf tersebut.

Tidak sedikit kita juga melihat bahwa sebuah kesalahan yang dimintai maaf mendapatkan jawaban “Tiada maaf bagimu”

Namun diantara ini semua yang paling banyak kita lihat adalah sebuah kesalahan yang dimintai maaf dan kemudian diberi maaf, tapi kesalahan tersebut tidak terlupakan. Kesalahan tersebut selalu teringat dan menjadi senjata di kemudian hari manakala yang berbuat salah tersebut memojokkannya. Satu kesalahan ke kesalahan berikutnya akan tersimpan dengan baik dalam memori sehingga suatu saat akan berguna untuk menjadi bahan perdebatan dan pertengkaran.

Sebab setiap konflik cenderung dimaknai harus berakhir dengan win – lose (Menang – Kalah). Sehingga untuk mendapat Menang maka kesalahan-kesalahan yang sebenarnya sudah dimaafkan tadi akan dijadikan alat untuk menang.

Dari semua ini, bagi sebagian orang….
Ternyata sulit untuk meminta maaf.
Ternyata juga sulit untuk memaafkan.
Ternyata juga sulit untuk tidak mengulangi kesalahan.
Ternyata juga sulit untuk melupakan kesalahan.

Dari semua ini, bagi sebagian orang….
Ternyata mudah untuk meminta maaf walau tetap diulangi kesalahan tersebut.
Ternyata mudah untuk memberi maaf walau tetap disimpan dihati kesalahan itu.

Walau idealnya:
“Maafin aku ya…!! Kujanji tak akan mengulanginya lagi”
“Iya… kumaafkan dan kulupakan kesalahanmu karena permintaan maafmu”

YANG DIMANAKAH KITA…????

Tidak ada komentar: