Selasa, 29 Mei 2012

NASEHAT BUAT DIRIKU…


Bismillahirrahmanirrahim

Niat yang baik apapun alasannya haruslah dilaksanakan dengan cara yang baik dan santun agar orang lain tidak merasa terzholimi. Bukankah Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik dan santun serta menghindari tindakan zholim?

Kita mungkin ingin menjaga diri, menjaga hati, menjaga pikiran, mengejar yang sempurna dan mendekatkan diri pada Allah agar mendapatkan ridho-Nya. Namun jika keinginan tersebut diwujudkan dengan jalan yang tidak baik yang mampu membuat orang lain tersakiti, maka cara ini bukanlah cara yang adil baik dimata manusia apalagi di mata Allah.

Allah menghendaki kita agar menjadi rahmatan lil ‘alamin dan bukan rahmat bagi diri sendiri namun azab bagi orang lain. Berlakulah yang adil dan jangan sampai kebencian kita akan setan membuat kita tidak berlaku adil. Sebab itu sama dengan membuat kita berlaku zholim.

Terlalu banyaknya tanda tanya yang tak terjawab dapat membuat orang menjadi berburuk sangka. Bukankah buruk sangka itu bagian dari perlakuan setan? Sehingga niat baik kita malah mengarahkan orang lain untuk mendekati setan…. Jika demikian, betapa zholimnya kita terhadap orang lain.

Tiada yang lebih kejam dan zholim dibandingkan dengan membuat orang menjadi dekat kepada setan atas segala tindakan kita.

Barangkali orang akan menerima dan diam atas apapun yang kita lakukan terhadap mereka karena beberapa hal:

Pertama bisa jadi karena ketidakberdayaannya, maka takutlah kita pada orang-orang yang seperti ini sebab bisa jadi mereka menyerahkan ini semua kepada Allah penyelesaiannya. Tiada yang sempurna suatu penyelesaian selain penyelesaian dari Allah.

Kedua, boleh jadi karena orang-orang tersebut menghormati dan memuliakan kita, maka kurangilah menjadikan diri kita ini sebagai cobaan yang menguji keimanannya. Sebab bisa jadi dia bakal lulus dengan cobaan dari kita tersebut, namun yang kita khawatirkan adalah dia tidak lulus. Dia menjadi berburuk sangka, dan mulai membenci kita. Takutlah kita kepada orang-orang yang muncul kebencian di hati karena tindakan kita.

Ketiga, boleh jadi orang-orang tersebut menganggap semua ini sebagai ujian baginya guna mendekatkan diri kepada Allah. Ujian baginya untuk menjadi baik. Ujian baginya untuk mendapatkan ridho-Nya. Kalau ini kenyataannya, maka sungguh orang-orang tersebut adalah orang yang paling mulia di sisi Allah, sebab dia selalu berserah diri pada-Nya. Dia selalu menganggap apapun yang kita lakukan sebagai ujian dari-Nya. Dia menganggap bahwa Allah menyayanginya melalui tindakan kita yang pahit baginya namun manis pada akhirnya. Manis sebab Allah sayang padanya. Maka, merugilah kita karena melepaskan orang-orang yang seperti ini.

Kesempurnaan itu terkadang muncul dari hal-hal yang kecil bagi manusia namun bernilai besar di mata Allah. Kita selama ini selalu berpikir makro dengan menerapkan standar yang kita mau atas orang lain, kita mau memilih karena agamanya, karena keshalehannya, karena kebaikannya, karena kepribadiannya dan karena hal-hal yang baik menurut kaca mata kita. Namun kita lupa, bahwa standar tersebut terwujud dari hal-hal yang paling kecil dan sederhana.

Kita sering lupa satu hal bahwa standar kita itu adalah standar antara, standar proses, dan setiap proses pasti ada akhirnya, pasti ada ujungnya, dan sayangnya kita belum tahu bagaimana akhir kita hingga kita dipanggil-Nya.

Siapa sih manusia di dunia ini yang tidak ingin memiliki yang terbaik? Tentu tidak ada. Semua pasti menginginkannya. Sayangnya yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik menurut Allah. Dan yang terbaik menurut Allah sudah pasti terbaik untuk kita. Namun sayangnya seringkali kita dalam menentukan bahwa ini adalah yang terbaik, yang itu adalah baik, dan yang di sana adalah buruk; semua berdasarkan pada cerita orang, berdasarkan pada pandangan mata, dan berdasarkan pada penggunaan indera kita. Padahal orang dan indera kita seringkali menipu kita, sering kali membuat kita tersesat. Sungguh kasihannya diri ini yang telah menghakimi sesuatu berdasarkan indera kita.

Dunia ini tidak ada yang pasti, yang pasti adalah Yang Maha Pasti.

Tidak ada komentar: