Bismillahirrahmanirrahiim
Sering
kamu bertanya di setiap kali kita berbicara tanpa tatap muka.
MENGAPA
KAU MENCINTAIKU?
Maka
jawabku adalah ini. Kalau kukatakan
karena agamamu, itu suatu kebohongan besar, sebab kutakpernah tahu kualitas dan
kuantitas ibadahmu. Kalau kukatakan karena kecantikanmu, maka itu sama dengan
penipuan, sebab kutak pernah bertemu kamu dan melihat wajahmu. Kalau kukatakan
karena hartamu, aku juga tak tahu dimana rumahmu dan bagaimana kehidupanmu. Kalau
kukatakan karena nasabmu, maka bapakmu, ibumu, beserta nenek moyangmu saja aku
tak tahu siapa mereka. Kalau kukatakan karena tulisanmu di statusmu, maka aku
juga bisa membuat yang seperti itu bahkan mungkin bisa lebih baik lagi walaupun
tulisanku itu tidak sepenuhnya mencerminkan siapa diriku.
Yang kutahu adalah
kupernah berdo’a pada yang Maha Pemberi Yang Terbaik, dalam do’aku itu kuhanya
meminta agar kudiberi jodoh wanita yang terbaik bagiku. Kemudian Allah
memberikan tanda padaku dengan berbagai kemudahan bagiku untuk mengenalmu dan mencondongkan
hatiku padamu. Allah juga membukakan pintu hatimu sehingga kamu mau menanggapi
sapaku padahal kutahu kamu begitu tertutupnya pada setiap pria. Sebab kuyakin
dalam inboxmu terlalu banyak pesan dari pria lain yang tak pernah kamu buka
apalagi baca. Sebab kupercaya, terdapat banyak ratusan pria yang mengharapkanmu
untuk meng-confirm permintaan pertemanan mereka padamu. Sebab kuyakin
seyakin-yakinnya sebenarnya kamu punya banyak pilihan. Walaupun begitu, bisa
jadi aku salah dalam membaca tanda-tanda ijabah atas do’aku, dan kalaulah ini
aku keliru membaca tanda-tanda-Nya maka aku berbaik sangka sajalah pada-Nya, bahwa
ini adalah yang terbaik bagiku. Bahwa kehadiranmu dalam hatiku dan juga diriku
dalam hatimu kuanggap sebagai BONUS dari-Nya. Bonus yang memberi nuansa indah
dalam hidupku.
MENGAPA
TAK KAU PILIH SAJA SALAH SATU DARI SEKIAN BANYAK WANITA YANG LEBIH BAIK DARIKU?
Maka
jawabku adalah sebagai berikut. Memang benar sering kumengatakan bahwa hidup
adalah pilihan dan kita memilih dari sekian banyak opsi yang diberikan oleh
kehidupan. Apapun pilihan kita maka segala dampaknya akan kita terima. Tapi bukankah
sudah kukatakan, bahwa memilihmu itu juga karena munajatku. Sebab hatiku terasa
condong ke kamu. Setelah kujalani beberapa lama bersamamu, maka kemudian aku
membuat ketetapan di hati bahwa kamulah yang kupilih. Sayangnya hatiku cuman
satu. Sehingga tak bisa diisi dengan dua wanita sekaligus. Bukan karena aku
orang yang setia, namun karena kumemandang hidup ini dengan cara yang berbeda
bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Bukan
urusan kita untuk menilai baik atau buruknya seseorang apalagi merasa terbaik. Urusan
kita adalah jalani kehidupan ini dengan apa adanya dan dengan cara yang sederhana.
Di
sisi lain, aku setuju dengan kata-katamu bahwa cinta itu fitrah dan suci,
lantas mengapa harus dikotori dengan memilih yang lain di saat hati telah
menetapkan sebuah pilihan. Sebab cinta bagiku bukanlah untuk pacaran atau
sekedar mengenal dan berbagi kasih sayang. Cinta bagiku punya tujuan akhir,
yaitu menikah.
MENGAPA
KAU MAU MENUNGGUKU DISAAT AKU JUGA BELUM TENTU MENJADI MILIKMU?
Dan
inilah jawabanku. Seandainya kamu dekat dan kita tidak terpisah dengan ruang
dan waktu, maka kamu kukejar dan kunikahi saat ini juga. Akan kudatangi orang
tuamu dan kupinang engkau. Jika kuditolak ya sudahlah… jika kuditerima …ya …menikahlah.
Ditolak atau diterima itu juga bukan persoalan besar bagiku, sebab aku ikhtiar
dan berdoa. Ikhtiar untuk menggapaimu dan berdoa semoga ikhtiarku berhasil. Bukankah
doa dan ikhtiar tak selalu harus dikabulkan atau berhasil? Maka itu aku hanya
berusaha. Yang terpenting bukanlah hasil dari ikhtiarku, melainkan bagaimana hatiku.
Jika hatiku telah menetapkan maka itulah yang kulakukan.
YAKINKAH
KAU AKAN PILIHANMU UNTUK MEMILIHKU?
Jawabku….
YAKIN.!!!! Dan keyakinanku ini tidak memandang kepada apakah kamu yakin juga
denganku? Sebab bagiku yang terpenting adalah hatiku sudah berkeyakinan. Mengenai
hatimu itu bukan urusanku. Urusanku adalah keyakinan dalam hatiku. Sebab kamu
belumlah menjadi istriku. Tapi jika kamu telah menjadi istriku, maka
keyakinanmu akan diriku adalah urusanku.
MENGAPA
KAU MUSTI CEMBURU SEBAB AKU BUKANLAH HAKMU?
Hehehe…
bagaimana aku tidak cemburu sebab dihatiku ada cinta untukmu. Walau kutahu kamu
bukanlah hakku. Walau kusadar kutak berhak mengekangmu. Maka itu, kecemburuanku
itu kuwujudkan dengan memberikan kebebasan padamu sepenuhnya. Bukan malah
mengikatmu. Bukan karena kutak mencintaimu melainkan karena ku memuliakan dan menghormatimu.
Dan lagian, cemburu itukan pertanda adanya cinta dan sayang, sementara dihatiku
ada kedua unsur itu. Maka wajar dong kalau aku cemburu….
MENGAPA
KAU HARUS MENUTUPI DIRIMU DARI WANITA LAIN SEBAB AKU BELUM TENTU MENJADI HAKMU?
Sebab
kutakmau kamu cemburu. Di sisi lain, ini adalah upaya diriku untuk menjaga
hatiku agar tak mengotori fitrahnya cinta. Kalaulah ternyata kamu nantinya
bukanlah menjadi milikku dalam kerajaan pernikahanku, maka aku hanya mengatakan
ALHAMDULILLAH, sebab kutelah diberi kesempatan untuk pernah merasakan kebahagiaan
bersamamu. Sebab, di situ nantinya kuketahui bahwa ternyata bukan kamu yang
terbaik untukku. Sebab, di situ juga ternyata ada yang lain yang sebenarnya
menantiku. Tapi kutak mau penantian itu menjadi kotor hanya gara-gara aku
mencari-cari yang terbaik secara bersamaan.
MENGAPA
TIDAK KAU TINGGALKAN AKU SAJA YANG BELUM TENTU AKU MENJADI MILIKMU?
Yang
tak pernah mati dalam hidup ini adalah harapan. Jika masih ada harapan mengapa
harus meninggalkanmu. Kuakan meninggalkanmu jika Islam melarangku saat itu,
yaitu saat kamu menikah dengan pria lain. Maka kuakan otomatis meninggalkanmu
dan menghapuskan dirimu dalam daftar harapanku.
IKHLASKAH
KAMU JIKA SUATU KETIKA NANTI TERNYATA AKU BUKANLAH MILIKMU?
Insya-Allah
Ikhlas. Sebab apa? Sebab ternyata kamu bukanlah tulang rusukku yang tercecer
entah kemana. Sebab ternyata kamu bukanlah yang terbaik untukku. Sebab Allah
pasti akan memberikan ganti yang lebih baik darimu. Lantas mengapa aku musti
tak ikhlas. Memang mudah dikata tapi sulit dijalani. Mungkin aku akan bersedih
di awal. Tapi percayalah aku tak kecewa apalagi putus asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar