Jumat, 01 Juni 2012

KETIKA KAMU BERTANYA…!!!



Bismillahirrahmanirrahiim

Sering kamu bertanya di setiap kali kita berbicara tanpa tatap muka.

MENGAPA KAU MENCINTAIKU?

Maka jawabku adalah ini.  Kalau kukatakan karena agamamu, itu suatu kebohongan besar, sebab kutakpernah tahu kualitas dan kuantitas ibadahmu. Kalau kukatakan karena kecantikanmu, maka itu sama dengan penipuan, sebab kutak pernah bertemu kamu dan melihat wajahmu. Kalau kukatakan karena hartamu, aku juga tak tahu dimana rumahmu dan bagaimana kehidupanmu. Kalau kukatakan karena nasabmu, maka bapakmu, ibumu, beserta nenek moyangmu saja aku tak tahu siapa mereka. Kalau kukatakan karena tulisanmu di statusmu, maka aku juga bisa membuat yang seperti itu bahkan mungkin bisa lebih baik lagi walaupun tulisanku itu tidak sepenuhnya mencerminkan siapa diriku.


Yang kutahu adalah kupernah berdo’a pada yang Maha Pemberi Yang Terbaik, dalam do’aku itu kuhanya meminta agar kudiberi jodoh wanita yang terbaik bagiku. Kemudian Allah memberikan tanda padaku dengan berbagai kemudahan bagiku untuk mengenalmu dan mencondongkan hatiku padamu. Allah juga membukakan pintu hatimu sehingga kamu mau menanggapi sapaku padahal kutahu kamu begitu tertutupnya pada setiap pria. Sebab kuyakin dalam inboxmu terlalu banyak pesan dari pria lain yang tak pernah kamu buka apalagi baca. Sebab kupercaya, terdapat banyak ratusan pria yang mengharapkanmu untuk meng-confirm permintaan pertemanan mereka padamu. Sebab kuyakin seyakin-yakinnya sebenarnya kamu punya banyak pilihan. Walaupun begitu, bisa jadi aku salah dalam membaca tanda-tanda ijabah atas do’aku, dan kalaulah ini aku keliru membaca tanda-tanda-Nya maka aku berbaik sangka sajalah pada-Nya, bahwa ini adalah yang terbaik bagiku. Bahwa kehadiranmu dalam hatiku dan juga diriku dalam hatimu kuanggap sebagai BONUS dari-Nya. Bonus yang memberi nuansa indah dalam hidupku.

MENGAPA TAK KAU PILIH SAJA SALAH SATU DARI SEKIAN BANYAK WANITA YANG LEBIH BAIK DARIKU?
Maka jawabku adalah sebagai berikut. Memang benar sering kumengatakan bahwa hidup adalah pilihan dan kita memilih dari sekian banyak opsi yang diberikan oleh kehidupan. Apapun pilihan kita maka segala dampaknya akan kita terima. Tapi bukankah sudah kukatakan, bahwa memilihmu itu juga karena munajatku. Sebab hatiku terasa condong ke kamu. Setelah kujalani beberapa lama bersamamu, maka kemudian aku membuat ketetapan di hati bahwa kamulah yang kupilih. Sayangnya hatiku cuman satu. Sehingga tak bisa diisi dengan dua wanita sekaligus. Bukan karena aku orang yang setia, namun karena kumemandang hidup ini dengan cara yang berbeda bahwa tidak ada manusia yang sempurna.  Bukan urusan kita untuk menilai baik atau buruknya seseorang apalagi merasa terbaik. Urusan kita adalah jalani kehidupan ini dengan apa adanya dan dengan cara yang sederhana.

Di sisi lain, aku setuju dengan kata-katamu bahwa cinta itu fitrah dan suci, lantas mengapa harus dikotori dengan memilih yang lain di saat hati telah menetapkan sebuah pilihan. Sebab cinta bagiku bukanlah untuk pacaran atau sekedar mengenal dan berbagi kasih sayang. Cinta bagiku punya tujuan akhir, yaitu menikah.

MENGAPA KAU MAU MENUNGGUKU DISAAT AKU JUGA BELUM TENTU MENJADI MILIKMU?
Dan inilah jawabanku. Seandainya kamu dekat dan kita tidak terpisah dengan ruang dan waktu, maka kamu kukejar dan kunikahi saat ini juga. Akan kudatangi orang tuamu dan kupinang engkau. Jika kuditolak ya sudahlah… jika kuditerima …ya …menikahlah. Ditolak atau diterima itu juga bukan persoalan besar bagiku, sebab aku ikhtiar dan berdoa. Ikhtiar untuk menggapaimu dan berdoa semoga ikhtiarku berhasil. Bukankah doa dan ikhtiar tak selalu harus dikabulkan atau berhasil? Maka itu aku hanya berusaha. Yang terpenting bukanlah hasil dari ikhtiarku, melainkan bagaimana hatiku. Jika hatiku telah menetapkan maka itulah yang kulakukan.

YAKINKAH KAU AKAN PILIHANMU UNTUK MEMILIHKU?
Jawabku…. YAKIN.!!!! Dan keyakinanku ini tidak memandang kepada apakah kamu yakin juga denganku? Sebab bagiku yang terpenting adalah hatiku sudah berkeyakinan. Mengenai hatimu itu bukan urusanku. Urusanku adalah keyakinan dalam hatiku. Sebab kamu belumlah menjadi istriku. Tapi jika kamu telah menjadi istriku, maka keyakinanmu akan diriku adalah urusanku.

MENGAPA KAU MUSTI CEMBURU SEBAB AKU BUKANLAH HAKMU?
Hehehe… bagaimana aku tidak cemburu sebab dihatiku ada cinta untukmu. Walau kutahu kamu bukanlah hakku. Walau kusadar kutak berhak mengekangmu. Maka itu, kecemburuanku itu kuwujudkan dengan memberikan kebebasan padamu sepenuhnya. Bukan malah mengikatmu. Bukan karena kutak mencintaimu melainkan karena ku memuliakan dan menghormatimu. Dan lagian, cemburu itukan pertanda adanya cinta dan sayang, sementara dihatiku ada kedua unsur itu. Maka wajar dong kalau aku cemburu….

MENGAPA KAU HARUS MENUTUPI DIRIMU DARI WANITA LAIN SEBAB AKU BELUM TENTU MENJADI HAKMU?
Sebab kutakmau kamu cemburu. Di sisi lain, ini adalah upaya diriku untuk menjaga hatiku agar tak mengotori fitrahnya cinta. Kalaulah ternyata kamu nantinya bukanlah menjadi milikku dalam kerajaan pernikahanku, maka aku hanya mengatakan ALHAMDULILLAH, sebab kutelah diberi kesempatan untuk pernah merasakan kebahagiaan bersamamu. Sebab, di situ nantinya kuketahui bahwa ternyata bukan kamu yang terbaik untukku. Sebab, di situ juga ternyata ada yang lain yang sebenarnya menantiku. Tapi kutak mau penantian itu menjadi kotor hanya gara-gara aku mencari-cari yang terbaik secara bersamaan.

MENGAPA TIDAK KAU TINGGALKAN AKU SAJA YANG BELUM TENTU AKU MENJADI MILIKMU?
Yang tak pernah mati dalam hidup ini adalah harapan. Jika masih ada harapan mengapa harus meninggalkanmu. Kuakan meninggalkanmu jika Islam melarangku saat itu, yaitu saat kamu menikah dengan pria lain. Maka kuakan otomatis meninggalkanmu dan menghapuskan dirimu dalam daftar harapanku.

IKHLASKAH KAMU JIKA SUATU KETIKA NANTI TERNYATA AKU BUKANLAH MILIKMU?
Insya-Allah Ikhlas. Sebab apa? Sebab ternyata kamu bukanlah tulang rusukku yang tercecer entah kemana. Sebab ternyata kamu bukanlah yang terbaik untukku. Sebab Allah pasti akan memberikan ganti yang lebih baik darimu. Lantas mengapa aku musti tak ikhlas. Memang mudah dikata tapi sulit dijalani. Mungkin aku akan bersedih di awal. Tapi percayalah aku tak kecewa apalagi putus asa.

Tidak ada komentar: