Bismillahirrahmanirrahiim
Jawabnya
nggak ada. Semua cinta harus dengan syarat. Kalau tanpa syarat bukan cinta
namanya. Tapi ngablon…alias ngawur. Sebab semua cinta ada syaratnya; bahkan
cinta Allah kepada kita sekalipun juga ada syaratnya yang harus kita penuhi.
Apa itu? Yaitu beribadah hanya karena-Nya. Begitu juga kita, kita mau mencintai
Allah juga karena kita punya syarat yang kita mintakan kepada Allah, yaitu
adanya pahala dan dampak dari pahala itu adalah syurga. Kalau nggak ada syurga,
boleh jadi perkataan cintanya Rabi’atul Adawiyah itu benar yaitu, jika syurga
dan neraka itu tidak ada, apakah kita masih bersujud pada-Nya?
Konon
lagi cinta kepada manusia. Banyak syaratnya dan beragam bentuknya. Diantaranya
adalah:
Ada
karena kecantikannya atau ketampanannya.
Kalau nggak cantik atau tampan maka tak mau mencintai.
Ada
karena hartanya. Kalau nggak tajir maka tak akan ada cinta untuknya.
Ada
yang mengatakan karena akhlaknya. Kalau akhlaknya buruk maka tak mau dia
mencintainya.
Ada
yang mengajukan syarat karena agamanya. Kalau Islam-nya nggak jelas, maka tak
mau menerima cintanya.
Ada
yang memberi syarat, datanglah ke rumah Abi dan lamarlah aku, baru aku mau
mencintaimu.
Ada
juga yang mengajukan syarat bahwa mau saya mencintaimu asalkan kamu nantinya
kalau kita menikah tak akan berpoligami selagi aku sanggup melayanimu.
Yang
jelas seribu satu macam syaratah yang diajukan oleh seribu satu macam manusia.
Dan begitu syaratnya tidak terpenuhi maka menguaplah cintanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar