Jumat, 01 Juni 2012

HARI INI SAJA…..!!



Bismillahirrahmanirrahiim.


Saya tidak banyak meminta atau mengajak. Sebab saya tidak mau berangan-angan. Yang saya minta dan ajak adalah untuk hari ini saja.

Saya mengajak agar berimanlah kamu, untuk satu hari ini saja. Berimanlah dengan iman yang terbaik yang sanggup kita usahakan. Bukan kemarin, sebab kemarin itu bukan kehidupan, hanya kenangan. Bukan pula esok, sebab esok bukan kehidupan, hanya angan-angan.  Jika kita beriman untuk satu hari ini saja, maka niscaya beban menjadi lebih ringan, masalah berubah lebih terang, tujuan lebih terjangkau kesanggupan. Yang telah lewat tak akan pernah kembali. Yang akan datang juga tak pernah pasti. Bisa kita jumpai, tapi bisa juga kita keburu mati. Sedang hari ini adalah kenyataan, kepastian, kesempatan, sejatinya kehidupan. Saat ini, detik ini, dan satu tarikan nafas ini dan inilah hakiki.


Saya mengajak agar kita percaya, satu hari ini saja. Kepercayaan terpenuh yang sanggup kita berikan. Tanpa curiga seseorang berniat menipu atau memperdaya. Tanpa curiga mereka jujur atau dusta, hari ini saja mari kita coba percaya, tanpa banyak tanya dan buruk sangka, toh cuma satu hari, bukan berhari-hari dan bukan pula selamanya. Di lain hari kan mungkin ada waktu untuk menuntutnya, itupun jika kita tidak lupa, atau kecurigaan kita terbukti nyata.
Saya mengajak agar kita yakin. Yakin untuk satu hari ini saja dengan keyakinan terdalam yang sanggup kita tancapkan. Tanpa setitik keraguan. Cukuplah kejar satu tujuan, tak perlu banyak-banyak, sebab langkah kita akan menjadi berat, tersiksa dalam kepayahan. Yakinlah pada satu saja, cukup Allah SWT.  Tak perlu banyak-banyak Tuhan, satu saja lebih dari cukup untuk kebutuhan, satu saja masih kerap terabaikan. Barangkali Dia memang benar dan memang ada, bolehlah barang sehari kita yakini. Mungkin kemarin kita telah ingkar, membantah dan melanggar, jalani hidup dengan jalan tak benar. Biarlah kemarin milik kemarin, tapi sehari saja kita yakin dan taat kepada-Nya. Tak perlu pula pikirkan esok, masih terlalu lama, lagipula esok hanya sederet rencana. Mungkin kita masih yakin dan taat, atau kembali ingkar dan melanggar, tapi tidak untuk hari ini.

Saya mengajak agar kita bertaubat, hanya satu hari ini saja. Taubat terbersih yang sanggup kita perbuat. Sejenak kita istirahat dari perilaku jahat. Satu hari kita menebus dosa dan salah yang telah kita perbuat. Hari ini kita kembalikan hak-hak orang yang telah kita rampas dengan buas. Tak perlu seluruhnya bila itu terlalu berat. Atau tak perlu kembalikan bila kita tak sanggup menahan malu kehilangan harkat. Yang penting barang sehari perilaku jahat bisa beristirahat. Itu lebih membawa satu atau beberapa orang ke tempat selamat. Memang, bila belum terbiasa itu teramat berat, tapi toh hanya satu hari saja kok, yaitu hari ini, mestinya kita bisa menahan diri. Satu hari, hari ini saja. Tak perlu  cemaskan esok akankah kita kembali kumat. Tiada yang tahu esok kita tak berminat berbuat jahat, lagi pula kita tak tahu masihkah kita sempat, yang penting hari ini kita sudah niat.

Marilah kita jujur, untuk hari ini saja. Kejujuran terbaik yang sanggup kita ungkapkan. Jujur berpikir, bersikap dan berbuat. Jika ketiganya masih terlalu berat, pilih satu saja, jujur dalam berbuat. Jika itu juga masih terlalu berat, ambil satu saja, jujur dalam berucap. Mungkin memang masih berat, berat-berat tapi sekali-sekali bolehlah terpaksa kita angkat, kan cuma satu hari, bukan kemarin atau esok, lagipula cuma satu ucapan, bukan termasuk pikiran, sikap dan seluruh perbuatan. Jujur berbicara, kejujuran paling sederhana. Dusta-dusta kemarin biarlah milik kemarin. Esok juga bukan milik kita, bolehlah kiranya esok kembali berdusta bila terpaksa tak bisa menghindarinya. Tapi tidak untuk hari ini, hari ini saja.

Berlaku adillah, hanya hari ini saja kok. Keadilan terbaik yang sanggup kita tegakkan. Tak perlu dipersembahkan untuk banyak orang, apalagi untuk satu negara. Cukup adil pada satu orang saja, satu jiwa saja, jiwa kita, agar beban palu keputusan terasa lebih ringan. Putuskanlah perkara seadil-adilnya, yang menyangkut diri dan untuk kita saja, bukan untuk orang lain. Jiwa kita butuh keadilan, janganlah kiranya terus-menerus diperlakukan dengan aniaya, itu kan hanya sekecil-kecil tuntutan. Jika terpaksa harus menghakimi perkara orang banyak, adillah hanya untuk keadilan jiwa kita, bukan untuk jiwa mereka, agar beban lebih ringan, lalu keputusan lebih dekat kepada keadilan. Tak perlu pedulikan mereka, toh persepsi orang tak pernah sama. Yang kita yakini sebagai keadilan untuk diri kita, itu yang  kita putuskan, sebab kita adalah hakim bagi jiwa kita.

Berbuat baiklah, bertanggung-jawablah, bersungguh-sungguhlah, kerahkanlah seluruh kekuatan, kaffah, jangan setengah-setengah. Toh hanya satu hari. Bukan sepekan, sebulan, setahun, lima tahun atau lima puluh tahun. Semua akan terasa lebih ringan, lebih mudah dan lebih terjangkau kesanggupan. Rombak jiwa-jiwa. Reformasi pikiran. Rekonstruksi perbuatan. Resolusi permasalahan. Perbaharui kehidupan. Reproklamasi keimanan, deklarasi terbaik yang pernah kita ucapkan.

Satu pembuktian. Satu pembaharuan. Satu perbaikan. Satu perubahan untuk dunia dan kehidupan. Satu jiwa. Jiwa ini saja. Jiwa kita. Bukan dia atau mereka. Satu hari. Hari ini saja. Hari kita. Bukan kemarin, esok atau lusa.

Tidak ada komentar: