Bismillahirrahmanirrahiim
Ketika
hati sudah terlalu jauh melangkah kearah yang tidak tentu,kegersangan pun kian
menyeruak didalam sanubari. Jalan hidup yang tak tentu ke arah mana melangkah,
ikhtiar yang mulai melelahkan. Maka jangan terlalu jauh hati ini melangkah
kearah yang tidak direstui oleh Rabb. Jalan hidup yang tak tentu kearah mana
melangkah harus selalu dibarengi dengan ikhtiar usaha untuk meluruskannya.
Keinginan
yang tidak ada batasannya, kegalauan yang tak tentu sebabnya hanyalah salah
satu dari syahwat yang sebaiknya diredam menjadi buliran-buliran bermakna dalam
hidup.
Ketika
hidup sudah terlalu sukar untuk dimengerti. Ketika semuanya semakin luntur
antara kepercayaan kepada sang pujaan, memang seharusnya kita bercermin kepada
ilmunya sang penuntut ilmu,”janganlah kalian bergantung kepada mahluk,
bergantunglah kepada yang menciptakan mahluk. Siapa? dan percayakah kita? Harus
dan harus percaya. Bayangkan jika kita sudah tidak mempunyai kepercayaan
terhadap hidup. Malulah kita. Lihat! Lalat saja memberikan kepercayaannya
kepada bangkai sedang dia tahu pencipta bangkai itu siapa. Nyamuk, semut dan
binatang-binatang itu bukannya mereka percaya kepada apa yang mereka makan tapi
percaya kepada siapa yang menciptakan makanan mereka. Kepercayaan mereka timbul
dengan alami tidak dibuat-buat. Tengoklah diri kita, kuku percaya kepada
jemari, rambut percaya kepada kulit, lidah, gigi, mata….ah Tidakkah kita malu.
Ketika
tamu tak lagi datang, Ketika tetangga tak lagi menyapa, Ketika kawan tak lagi
menyambang maka tidak usahlah kita menyibukan diri seolah diri ini siapa. Tidak
perlulah kita marah, menangis, membenci.
Harusnya kita datang bukan didatangi, harusnya kita menyapa bukan disapa,
harusnya kita menyambang bukan disambang, kalaulah kita tak diterima, maka
bersabarlah.
Surga
itu nikmat sobat dan itu sudah rahasia umum dan sesuatu yang nikmat itu
dibutuhkan perjuangan untuk mendapatkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar