Sabtu, 02 Juni 2012

MENYAMBANGI HATI



Bismillahirrahmanirrahiim


Ketika hati sudah terlalu jauh melangkah kearah yang tidak tentu,kegersangan pun kian menyeruak didalam sanubari. Jalan hidup yang tak tentu ke arah mana melangkah, ikhtiar yang mulai melelahkan. Maka jangan terlalu jauh hati ini melangkah kearah yang tidak direstui oleh Rabb. Jalan hidup yang tak tentu kearah mana melangkah harus selalu dibarengi dengan ikhtiar usaha untuk meluruskannya.
Keinginan yang tidak ada batasannya, kegalauan yang tak tentu sebabnya hanyalah salah satu dari syahwat yang sebaiknya diredam menjadi buliran-buliran bermakna dalam hidup.


Ketika hidup sudah terlalu sukar untuk dimengerti. Ketika semuanya semakin luntur antara kepercayaan kepada sang pujaan, memang seharusnya kita bercermin kepada ilmunya sang penuntut ilmu,”janganlah kalian bergantung kepada mahluk, bergantunglah kepada yang menciptakan mahluk. Siapa? dan percayakah kita? Harus dan harus percaya. Bayangkan jika kita sudah tidak mempunyai kepercayaan terhadap hidup. Malulah kita. Lihat! Lalat saja memberikan kepercayaannya kepada bangkai sedang dia tahu pencipta bangkai itu siapa. Nyamuk, semut dan binatang-binatang itu bukannya mereka percaya kepada apa yang mereka makan tapi percaya kepada siapa yang menciptakan makanan mereka. Kepercayaan mereka timbul dengan alami tidak dibuat-buat. Tengoklah diri kita, kuku percaya kepada jemari, rambut percaya kepada kulit, lidah, gigi, mata….ah Tidakkah kita malu.

Ketika tamu tak lagi datang, Ketika tetangga tak lagi menyapa, Ketika kawan tak lagi menyambang maka tidak usahlah kita menyibukan diri seolah diri ini siapa. Tidak perlulah kita marah, menangis,  membenci. Harusnya kita datang bukan didatangi, harusnya kita menyapa bukan disapa, harusnya kita menyambang bukan disambang, kalaulah kita tak diterima, maka bersabarlah.

Surga itu nikmat sobat dan itu sudah rahasia umum dan sesuatu yang nikmat itu dibutuhkan perjuangan untuk mendapatkannya.

Tidak ada komentar: