Bismillahirrahmanirrahiim
Aku yang sudah terlatih tersenyum,
lantas berpikir. Mengapa aku menjadi dipermainkan oleh kata cinta, kasih dan
sayang.
Padahal, dicintai, dikasihi dan
disayangi memang membahagiakan, namun yang perlu dikendalikan adalah keinginan
untuk menggantungkan kebahagiaan kita kepada cinta, kasih dan sayang orang
lain. Bukan cinta, kasih dan sayang orang lain yang membuat diri kita bahagia, melainkan
cinta, kasih dan sayang kita sendiri, yang ada di diri kita sendiri.
Aku yakin bisa sembuh karena aku
bersedia menyembuhkan. Aku bisa mendapatkan kelimpahan cinta, kasih dan sayang
karena, itu bisa aku gali dari diriku sendiri. Aku berupaya mencintai,
mengasihi dan menyayangi diriku. Seberapapun orang menghiburku dengan
kata-kata, jika aku tak bersedia sembuh dari ketidakbahagiaan, maka akupun tak
kan pernah sembuh dari “kesakitan”
Bahagia/tidak
bahagia diciptakan oleh diri sendiri, bukan orang lain. Jika aku pernah terluka
lalu merasa termenderita, nestapa dan tidak bahagia, tak lain karena aku
bersedia untuk itu. Karena aku bersedia untuk “tidak bahagia”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar